Langsung ke konten utama

Penganugrahan Ushuluddin 2025: Menyalakan Semangat, Merawat Dedikasi

Qoah Burj, 19 Juli 2025 — Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin sukses menggelar Penganugerahan Ushuluddin 2025 dengan tema "Appear Dedication to Maintain the Future". Acara ini menjadi ajang apresiasi atas dedikasi mahasiswa berprestasi serta bentuk terima kasih kepada para donatur dan mitra yang telah mendukung perjalanan SEMA-FU selama ini.

Acara dibuka pukul 12.05 siang waktu Kairo oleh pembawa acara dan pembacaan Al-Qur’an oleh Istikhori Azis. Dalam sambutannya, Neal Coutsar, selaku ketua panitia menegaskan bahwa Penganugerahan ini bukan sekadar bentuk penghargaan, namun juga ajang menyalurkan semangat dan membangun budaya akademik yang sehat. Dr. Rahmat Aming Lasim, M.B.A., selaku Koordinator Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Kairo turut menyampaikan bahwa mahasiswa luar biasa adalah mereka yang mampu melampaui batas muqarrar dan tidak setengah-setengah dalam menuntut ilmu.

Rangkaian acara dilanjutkan dengan pemaparan esai dari kandidat calon Mahasiswa Berprestasi (Mawapres): Khairiyatul Jazilah mengangkat isu Palestina dan geopolitik Mesir, Zidni Hudaya Ahmad membahas hukum informal dalam konteks Masisir, Sayyidah Aisyah Zahira mengajak mahasiswa untuk bangkit dan produktif, hingga seterusnya. Sesi public speaking mawapres turut menyemarakkan suasana dengan beragam topik inspiratif dari produktivitas, lingkungan, hingga literasi dan redefinisi peran mahasiswa Indonesia di Mesir.

Selanjutnya, penghargaan diberikan kepada jajaran media partner yang telah bekerja sama memeriahkan Penganugerahan Ushuluddin 2025, di antaranya ada KMJ, Madrasah Batavia, Bayt Baiquni, Manggala, KPJ, dan Citra Wihdah PPMI. Selain itu, diberikan juga penghargaan kepada para sponsor, seperti Ushulpedia, Bakso Galaxy, dan Sekolah Tahfidz Plus Al-Ummah, serta para donatur SEMA-FU atas kontribusinya secara finansial yang membantu menunjang berjalannya program-program SEMA-FU.

Kemudian, pembacaan pemenang kelompok Mudzakarah Bareng (Mabar) terfavorit, diraih oleh Almaraghi dari jurusan tafsir tingkat 3 sebagai Kelompok Mabar Terfavorit Banin dan Kelas Tafsir dari jurusan tafsir tingkat 3 sebagai Kelompok Mabar Terfavorit Banat. Setelahnya, pengajar Mabar favorit jatuh pada Dzaky Awalul dari Pengajar Mabar Banin Tingkat 1, Zakka Asvi dari Pengajar Mabar Banin Tingkat 2, Zulfa Aflahah dari Pengajar Mabar Banat Tingkat 1, dan Siti Aisyah dari Pengajar Mabar Banat Tingkat 2.

Adapun predikat Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) Ushuluddin 2025 diraih oleh Zidni Hudaya Ahmad sebagai Juara Mawapres Ushuluddin 2025 Banin, Nahdhiya Nabila Izzati sebagai Juara Mawapres Ushuluddin 2025 Banat, dan Sayyidah Aisyah Zahira sebagai Mawapres Ushuluddin 2025 Terfavorit.

Selain itu, nominasi Dewan Pengurus SEMA-FU 2024/2025 Terbaik diraih oleh Irsyad Al-Bikri (banin) dan Hana Rihadatul Aisy (banat), serta Shafira Fathiya sebagai Staff Arkamuda 2025 Terbaik. Acara juga dimeriahkan dengan penampilan tari yang dibawakan oleh dewan pengurus.

Penganugerahan Ushuluddin 2025 ditutup dengan doa oleh Istikhori Azis. Lebih dari sekadar seremoni, momen ini menjadi pengingat bahwa prestasi, dedikasi, dan kerja kolektif adalah fondasi masa depan mahasiswa Ushuluddin yang lebih cerah.

Diliput oleh: Muhammad Yafi Dwi Ari—20 Juli 2025

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Prinsip Dasar Ilmu Tauhid

A. Al-Hadd: Definisi Ilmu Tauhid Ilmu Tauhid adalah ilmu pengetahuan yang bisa meneguhkan dan menguatkan keyakinan dalam beragama seorang hamba. Juga bisa dikatakan, ilmu Tauhid adalah ilmu pengetahuan yang membahas jalan dan metode yang bisa mengantarkan kita kepada keyakinan tersebut, melalui hujjah (argumentasi) untuk mempertahankannya. Dan juga ilmu tentang cara menjawab keraguan-keraguan yang digencarkan oleh musuh-musuh Islam dengan tujuan menghancurkan agama Islam itu sendiri. B. Maudhu’: Objek Pembahasan Ilmu Tauhid Ada beberapa pembahasan yang dijelaskan dalam ilmu ini, mulai dari pembahasan `maujud` (entitas, sesuatu yang ada), `ma’dum` (sesuatu yang tidak ada), sampai pembahasan tentang sesuatu yang bisa menguatkan keyakinan seorang muslim, melalui metode nadzori (rasionalitas) dan metode ilmi (mengetahui esensi ilmu tauhid), serta metode bagaimana caranya kita supaya mampu memberikan argumentasi untuk mempertahankan keyakinan tersebut. Ketika membahas ent...

10 Prinsip Dasar Ilmu Mantiq

 كل فن عشرة # الحد والموضوع ثم الثمرة ونسبة وفضله والواضع # والاسم الاستمداد حكم الشارع مسائل والبعض بالبعض اكتفى # ومن درى الجميع حاز الشرفا      Dalam memahami suatu permasalahan, terkadang kita mengalami kekeliruan/salah paham, karena pada tabiatnya akal manusia sangat terbatas dalam berpikir bahkan lemah dalam memahami esensi suatu permasalahan. Karena pola pikir manusia selamanya tidak berada pada jalur kebenaran. Oleh karena itu, manusia membutuhkan seperangkat alat yang bisa menjaga pola pikirnya dari kekeliruan dan kesalahpahaman, serta membantunya dalam mengoperasikan daya pikirnya sebaik mungkin. Alat tersebut dinamakan dengan ilmu Mantiq. Pada kesempatan ini, kami akan mencoba mengulas Mabadi ‘Asyaroh - 10 prinsip dasar -  ilmu Mantiq. A.  Takrif: Definisi Ilmu Mantiq      Ditinjau dari aspek pembahasannya, ilmu Mantiq adalah ilmu yang membahas tentang maklumat – pengetahuan - yang bersifat tashowwuri (deskriptif) da...

Apa Makna Sifat Wahdaniyah?

Sifat wahdaniyah merupakan salah satu sifat Salbiyah dari sifat-sifat wajib Allah. Sifat salbiyyah yaitu: هي الصفات التي تنفي عن الله ما لا يليق بذاته تعالى "Sifat-sifat yang menafikan dari Allah segala sifat yang tidak layak pada Dzat-Nya" Maka sifat wahdaniyah adalah sifat yang menafikan at-ta'ddud (berbilang-bilang), baik itu berbilang dalam dzat (at-ta'addud fî ad-dzât), berbilang dalam sifat (at-ta'addud fî ash-shifât) dan berbilang pada perbuatan (at-ta'addud fî al-af'âl). Adapun rinciannya sebagai berikut: 1.        Keesaan Dzat (Wahdah ad-Dzât) , ada dua macam: a.        Nafyu al-Kamm al-Muttashil (menafikan ketersusunan internal) Artinya, bahwa dzat Allah tidak tersusun dari partikel apapun, baik itu jauhar mutahayyiz, 'ardh ataupun jism. Dalil rasional: "Jikalau suatu dzat tersusun dari bagian-bagian, artinya dzat itu membutuhkan kepada dzat yang membentuknya. Sedangkan Allah mustahil membutuhkan p...