Langsung ke konten utama

Day-2 Pekan Keilmuan; Seminar Kepenulisan Bahasa Arab: Menuju Masisir yang Mahir Literasi Arab




Aula DAHA KMJ, 14 Juli 2025 – SEMA-FU berhasil menggelar acara kedua dari rangkaian Pekan Keilmuan Ushuluddin 2025, yaitu Seminar Kepenulisan Bahasa Arab. Seminar ini dihadiri oleh total 88 orang dari berbagai jurusan. Acara ini berfokus dalam peningkatan pengetahuan dan pembentukan kemampuan menulis berbahasa Arab. Acara dimulai dengan pembukaan, tilawah,  sambutan-sambutan, pemaparan materi oleh narasumber A. Satriawan Hariadi, Lc., M.A., tanya jawab, hingga dipungkasi dengan doa penutup.

Menapaki pembukaan acara dengan sambutan oleh Ahmad Hajri, Lc. Selaku Gubernur KMJ. Hajri menyampaikan apresiasi terhadap SEMA-FU yang telah menggandeng KMJ untuk berkolaborasi dalam Pekan Keilmuan ini. Hajri juga menegaskan kesediaan KMJ untuk terus berkolaborasi bersama SEMA-FU dalam acara-acara yang sarat akan manfaat.

“Kalau ada sumur di ladang

Bolehlah kita numpang gosok gigi

Kalau ada umur yang panjang

Bolehlah kita kolaborasi lagi nanti.”

Tutur Hajri dalam pantun pemugkas sambutannya.

Memasuki acara inti, Seminar Kepenulisan Bahasa Arab dipandu oleh moderator Harun Naufal, Ia memulai dengan membacakan Curriculum Vitae narasumber, yang kemudian acara diserahkan sepenuhnya kepada narasumber untuk memaparkan materinya.

Ahmad Satriawan Hariadi, Lc., M.A. yang merupakan mahasiswa doktoral di Fakultas Sastra Arab dan dan Kritik Sastra Al-Azhar memulai presentasi nya dengan menyinggung stigma-stigma publik terhadap Masisir dan sebab-sebab mengapa literasi bahasa Arab kita masih lemah. Ia menuturkan bahwa hal ini setidaknya dibuktikan dengan bahwa masih banyak mahasiswa pascasarjana yang terseok-seok ketika di hadapi dengan tugas-tugas membuat makalah dan disertasinya. Imbasnya,  disertasi-disertasi yang dihasilkan oleh pelajar Indonesia masih kurang matang dalam segi gaya bahasanya (uslub).

Kemudian Hariadi melanjutkan dengan pemaparan materi mulai dari bagaimana menjadi pembaca literatur Arab yang baik, kiat-kiat yang dilakukan agar menjadi peneliti yang ulung, kesalahan-kesahalan yang sering terjadi dalam menulis Arab, rekomendasi bacaan untuk pemula dll.

Kemudian Hariadi menegaskan, untuk menjadi penulis berbahasa Arab yang baik haruslah melewati proses yang tidak mudah dan pengalaman yang bukan sedikit. Penulis yang sudah terbentuk Dzauq (Sense of Writing)-nya, tepat pemilihan katanya dan indah gaya bahasanya lahir dari pengalaman membaca yang bukan main, jam latihan menulis bertahun-tahun.

Sebagai pemungkas Hariadi berpesan kepada seluruh peserta untuk mengamalkan apa yang telah dipelajari di pelatihan ini. Dengan harapan mimpi bahwa Masisir pandai menulis Arab dapat terwujud dan bukan omong kosong belaka.

Acara berlangsung dengan penuh atmosfer semangat dan antusias oleh para peserta. Terbukti selama acara berlangsung para peserta aktif bertanya. Acara ini berlangsung selama kurang lebih 5 jam.

Diliput oleh: Fadiya Reza Ramadhan—15 Juli 2025

Komentar

Postingan populer dari blog ini

10 Prinsip Dasar Ilmu Tauhid

A. Al-Hadd: Definisi Ilmu Tauhid Ilmu Tauhid adalah ilmu pengetahuan yang bisa meneguhkan dan menguatkan keyakinan dalam beragama seorang hamba. Juga bisa dikatakan, ilmu Tauhid adalah ilmu pengetahuan yang membahas jalan dan metode yang bisa mengantarkan kita kepada keyakinan tersebut, melalui hujjah (argumentasi) untuk mempertahankannya. Dan juga ilmu tentang cara menjawab keraguan-keraguan yang digencarkan oleh musuh-musuh Islam dengan tujuan menghancurkan agama Islam itu sendiri. B. Maudhu’: Objek Pembahasan Ilmu Tauhid Ada beberapa pembahasan yang dijelaskan dalam ilmu ini, mulai dari pembahasan `maujud` (entitas, sesuatu yang ada), `ma’dum` (sesuatu yang tidak ada), sampai pembahasan tentang sesuatu yang bisa menguatkan keyakinan seorang muslim, melalui metode nadzori (rasionalitas) dan metode ilmi (mengetahui esensi ilmu tauhid), serta metode bagaimana caranya kita supaya mampu memberikan argumentasi untuk mempertahankan keyakinan tersebut. Ketika membahas ent...

10 Prinsip Dasar Ilmu Mantiq

 كل فن عشرة # الحد والموضوع ثم الثمرة ونسبة وفضله والواضع # والاسم الاستمداد حكم الشارع مسائل والبعض بالبعض اكتفى # ومن درى الجميع حاز الشرفا      Dalam memahami suatu permasalahan, terkadang kita mengalami kekeliruan/salah paham, karena pada tabiatnya akal manusia sangat terbatas dalam berpikir bahkan lemah dalam memahami esensi suatu permasalahan. Karena pola pikir manusia selamanya tidak berada pada jalur kebenaran. Oleh karena itu, manusia membutuhkan seperangkat alat yang bisa menjaga pola pikirnya dari kekeliruan dan kesalahpahaman, serta membantunya dalam mengoperasikan daya pikirnya sebaik mungkin. Alat tersebut dinamakan dengan ilmu Mantiq. Pada kesempatan ini, kami akan mencoba mengulas Mabadi ‘Asyaroh - 10 prinsip dasar -  ilmu Mantiq. A.  Takrif: Definisi Ilmu Mantiq      Ditinjau dari aspek pembahasannya, ilmu Mantiq adalah ilmu yang membahas tentang maklumat – pengetahuan - yang bersifat tashowwuri (deskriptif) da...

Apa Makna Sifat Wahdaniyah?

Sifat wahdaniyah merupakan salah satu sifat Salbiyah dari sifat-sifat wajib Allah. Sifat salbiyyah yaitu: هي الصفات التي تنفي عن الله ما لا يليق بذاته تعالى "Sifat-sifat yang menafikan dari Allah segala sifat yang tidak layak pada Dzat-Nya" Maka sifat wahdaniyah adalah sifat yang menafikan at-ta'ddud (berbilang-bilang), baik itu berbilang dalam dzat (at-ta'addud fî ad-dzât), berbilang dalam sifat (at-ta'addud fî ash-shifât) dan berbilang pada perbuatan (at-ta'addud fî al-af'âl). Adapun rinciannya sebagai berikut: 1.        Keesaan Dzat (Wahdah ad-Dzât) , ada dua macam: a.        Nafyu al-Kamm al-Muttashil (menafikan ketersusunan internal) Artinya, bahwa dzat Allah tidak tersusun dari partikel apapun, baik itu jauhar mutahayyiz, 'ardh ataupun jism. Dalil rasional: "Jikalau suatu dzat tersusun dari bagian-bagian, artinya dzat itu membutuhkan kepada dzat yang membentuknya. Sedangkan Allah mustahil membutuhkan p...